Cyberpolri.id-GROBOGAN:Ki Ageng Selo adalah tokoh besar di masa lalu dari Grobogan. Sosoknya sangat terkenal dalam historiografi Jawa, terutama karena mitos mampu menangkap petir dengan tangan kosong.
Riwayat hidupnya umumnya berasal dari cerita tutur turun-temurun dan dalam naskah-naskah babad. Sebagai sosok historis, makamnya terletak di Desa Selo, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Hingga kini, makam tokoh moyangnya raja raja Mataram ini banyak diziarahi oleh para peziarah dari berbagai daerah. Menurut Babad Tanah Jawa, Ki Ageng Selo adalah salah seorang murid Sunan Kalijaga.
Dalam buku Pandangan Hidup Kejawen dalam Serat Pepali Ki Ageng Selo (2004), Ki Ageng Selo hidup di zaman pemerintahan Kerajaan Demak terakhir. Pada masa itu, Kerajaan Demak di bawah kekuasaan Kanjeng Sultan Trenggono (1521-1545 Masehi).
Nama kecil Ki Ageng Selo adalah Bagus Sogum atau Bagus Songgom. Setelah berumur, Ki Ageng Selo lebih dikenal dengan nama Kiai Abdul rahman.
Kemudian lebih dikenal lagi dengan nama Ki Ageng Selo hingga sekarang karena ia tinggal di Desa Selo yang saat ini masuk wilayah Kecamatan Tawangharo, Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa tengah. Selasa (18/03/2025)
Menurut sejarah, Ki Ageng Selo masih memiliki alur darah dengan Prabu Brawijaya V, raja terakhir Kerajaan Majapahit.
Antara Ki Ageng Selo dengan Sultan Trenggono diikat oleh tali persaudaraan, yakni kadang nak-sanak tunggal eyang (saudara sepupu satu kakek). Hal ini terjadi karena Sultan Trenggono terhitung cucu dari Prabu Brawijaya V, sedang Ki Ageng Selo terhitung cicit.
Ihwal Ki Ageng Selo merupakan moyangnya raja-raja Mataram, dapat dijelaskan bahwa cucu Ki Ageng Selo bernama Ki Ageng Pamanahan memiliki anak bernama Danang Sutawijaya. Kemudian bergelar Panembahan Senopati seperti diketahui adalah Raja Mataram yang sangat masyhur.
Lahirnya Kerajaan Mataram memang tidak dapat dipisahkan dari sosok Ki Ageng Pamanahan, cucu Ki Ageng Selo. Waktu itu dianggap berhasil oleh Sultan Hadiwijaya (penguasa Kerajaan Pajang) dalam mengalahkan Arya Penangsang melalui tangan anaknya Danang Sutawijaya.
Melalui kemenangan anaknya ini, Ki Ageng Pamanahann dianggap berhasil dan kemudian diganjar dengan tanah Mataram yang masih berupa hutan disebut alas Mentaok. Selama hidupnya, Ki Ageng Selo dikenal sebagai seorang petani sekaligus seorang wali yang cendekia.
Dia juga mumpuni di bidang karawitan, seni lukis, dan seni ukir.
Dalam sebuah cerita, Ki Ageng Selo yang membuat pintu bledheg di Masjid Agung Demak, yang kini pintu aslinya masih dapat kita jumpai di Museum Masjid Agung Demak.
(Red)