Cyberpolri.id - GROBOGAN:
Sumber Air Tawar yang melimpah, sebuah sumur unik dan alami yang justru menghasilkan air asin, bahkan telah dimanfaatkan untuk memproduksi garam secara tradisional sejak zaman penjajahan Belanda.Sumur air asin ini terletak di Desa Jono di Kecamatan Tawangharjo, Grobogan Provinsi Jawa Tengah.Selasa , (29/4/2025)
Keberadaannya menjadi daya tarik tersendiri dan menyimpan cerita panjang tentang pemanfaatan sumber daya alam lokal.
Konon, sumur ini sudah ada jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, dan masyarakat setempat telah mewarisi teknik pengolahan air asin menjadi garam dari generasi ke generasi.
Proses pembuatan garam dari sumur ini terbilang unik dan tradisional. Air asin yang diambil dari sumur ditampung dalam wadah-wadah dangkal yang terbuat dari tanah liat atau anyaman bambu.
Kemudian, air tersebut dijemur di bawah terik matahari hingga menguap dan meninggalkan kristal-kristal garam. Meskipun prosesnya sederhana dan memakan waktu, garam yang dihasilkan memiliki cita rasa khas yang diyakini berbeda dengan garam yang diproduksi secara modern.
Keberadaan sumur air asin ini tentu menimbulkan pertanyaan. Bagaimana bisa di tengah daratan yang jauh dari laut terdapat sumber air dengan kadar garam yang tinggi?
Beberapa ahli geologi menduga bahwa dulunya wilayah Grobogan merupakan bagian dari lautan purba. Seiring berjalannya waktu dan pergerakan bumi, air laut tersebut terperangkap di bawah permukaan tanah dan membentuk sumber air asin.
Pada masa penjajahan Belanda, sumur air asin ini kabarnya juga menjadi perhatian pemerintah kolonial. Mereka melihat potensi sumber daya alam ini dan mungkin saja pernah melakukan eksploitasi, atau setidaknya mencatat keberadaannya sebagai kekayaan alam Grobogan.
Inilah yang menjadikan sumur ini tidak hanya unik secara alamiah, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang penting. Hingga kini, sumur air asin di Grobogan ini masih dimanfaatkan oleh sebagian kecil masyarakat setempat, untuk memproduksi garam secara tradisional.
Meskipun skala produksinya tidak besar, keberadaan sumur ini menjadi pengingat akan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada.
Selain itu, sumur ini juga berpotensi menjadi daya tarik wisata edukasi, di mana pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan garam tradisional dan belajar tentang sejarah serta geologi wilayah Grobogan.
Pemerintah daerah setempat diharapkan dapat memberikan perhatian lebih, terhadap keberadaan sumur air asin ini.
Selain melestarikan tradisi pembuatan garam secara tradisional, sumur ini juga dapat dikembangkan sebagai potensi wisata unik yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
Kisah tentang sumur penghasil garam peninggalan Belanda di Grobogan ini, adalah bukti kekayaan alam dan sejarah yang patut untuk dijaga dan dilestarikan.(Red/Nang)