Kreatif, Para Santri Asal Jember Merakit Mobil Jip Mini, Mirip Rubicon hingga Land Cruiser, Modal Rp 50 Juta Per Unit



Cyberpolri.id - JEMBER:

Para Santri Ponpes Raudlotul Ulum membuat empat mobil jip mini di Desa Sumberwringin Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember Provinsi Jawa timur.

Selasa (29/4/2025)


Sehari-hari mobil tersebut digunakan untuk kegiatan di sekitar pesantren. Lebar mobil tersebut hanya 104 sentimeter, tinggi 140 sentimeter dan panjang 230 sentimeter.


Meskipun kecil, mini jip itu bisa dikendarai oleh orang dewasa sebanyak dua orang. Mobil kreasi para santri tersebut seperti mini Rubicon, Land Cruiser hingga Jeep Willys.


Per unit modal Rp 50 juta, dibuat 3 bulan Pembuatan mobil jip mini itu tak bisa dilepaskan dari peran Gus Muhammad Nadif, salah seorang putra kiai yang hobi otomotif.


Gus Nadif yang juga pengurus pesantren mengaku sudah belajar otomotif sejak tahun 2000. Saat itu setiap bertemu dengan bengkel mobil, dia selalu berhenti untuk belajar. Ilmu tersebut kemudian ia praktikkan sendiri di rumah.


 “Awalnya saya memang hobi otomotif, lalu saya ajak santri untuk ikut belajar,” kata Gus Nadif



Setelah menguasai ilmu otomotif, sekitar tahun 2017 ia pun mengajak santri yang memiliki bakat untuk mulai merakit mobil sendiri. Saat itu hanya ada 3 santri yang mau merakit mobil. Pengerjaan dilakukan saat malam hari, usai para santri mengikuti kegiatan pesantren. “Agar hobi saya tersalurkan dan bermanfaat untuk pondok, saya coba bikin sendiri dan ajak santri,” kata dia.



“Kami cari santri yang punya minat dan bakat untuk belajar,” tambah dia. Untuk satu unit mobil diselesaikan dalam waktu 3 bulan. 


Dia mengaku, biaya membuat mobil itu memang cukup mahal. “Kalau dari nol sampai jadi, modalnya bisa Rp 50 juta,” tambah dia. Sebab, semua komponen rakitan mobil itu masih harus dibeli, terutama mesin mobil, velg, pelat besi mobil dan lainnya.


Manfaatkan limbah drum hingga limbah mobil Ia mengatakan untuk membuat mobil jip mini, mereka memanfaatkan limbah drum dan juga limbah mobil. “Kami ingin gali lagi potensi para santri, nanti bisa memanfaatkan limbah seperti drum maupun bangkai mobil karena lebih murah,” jelas dia. Dia mencontohkan mobil jip mini mirip Rubicon menggunakan mesin dengan kapasitas 1.000 CC.


 Mesin dibeli dari mobil yang ada, kemudian dibongkar diambil mesinnya

“Ini yang bukan buatan sendiri hanya mesin, selebihnya buatan santri,”ujar dia. 



Melalui kreasi tersebut, pihaknya ingin menunjukkan bahwa santri juga memiliki kemampuan dalam berbagai bidang. Tidak hanya menguasai ilmu agama dan kitab kuning, namun santri juga memiliki keterampilan lainnya. Miliki ketrampilan Gus Nadif berharap, para santri yang sudah selesai belajar di pesantren, bisa memiliki keterampilan.


Sebab santri salaf tersebut tidak mengenyam pendidikan di lembaga formal. Diharapkan jika sudah pulang ke masyarakat, mereka bisa membuka bengkel sendiri. Menurutnya sudah ada beberapa santri yang turut bergabung untuk belajar otomotif.


Bahkan, pesantren salaf tersebut sudah mendirikan lembaga formal. Mulai dari Paud, MTs, MA hingga merintis perguruan tinggi. “Alhamdulillah sekarang sudah ada tiga alumni yang buka bengkel,(Red/Nang)

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR