Cyberpolri.id - JAKARTA
Langkah mengejutkan dilakukan tokoh karismatik yang dikenal vokal membela kepentingan umat, Gus Leman. Jumat (2/5/2025), ia terlihat menyambangi Bareskrim Polri di Jakarta. Bukan tanpa alasan, kedatangannya memantik perhatian lantaran berkaitan dengan isu sensitif: kontroversi Edis TV.“Benar, saya ke Bareskrim. Salah satu urusan saya ke sana memang soal Edis TV,” ujar Gus Leman dalam konferensi pers di kediamannya, dengan nada serius yang menyiratkan kekhawatiran mendalam.
Meski bungkam soal detail hasil pertemuannya dengan penyidik, Gus Leman mengaku telah mengambil langkah diplomatis. Surat telah ia layangkan ke Duta Besar Belanda di Jakarta, Ketua Umum PBNU, hingga Menteri Hukum dan HAM. “Yang belum saya surati tinggal Kepala Imigrasi Lampung, dalam waktu dekat akan saya kirimkan. Semuanya soal Edis TV,” tegasnya.
Namun yang mengejutkan, Gus Leman menampik anggapan bahwa dirinya ingin menjebloskan Edis ke penjara. “Saya tidak minta Edis dipenjara. Saya cuma ingin tayangan Edis TV dihentikan. Titik,” tandasnya, penuh penekanan.
Menurutnya, konten Edis TV yang nyaris setiap hari menyinggung Islam dan Al-Qur’an berpotensi menyulut api perpecahan. Ia mengingatkan, jika umat terpancing, imbasnya bisa sangat luas dan bahkan bisa berdampak pada sosok Presiden Prabowo.
“Saya ini pendukung setia Pak Prabowo. Saya takut kalau umat marah, yang kena sasaran justru Presiden. Jangan sampai terjadi!” ujar Gus Leman, yang mengaku pernah mendirikan Prabowo Damai Center sebagai wujud loyalitasnya.
Ajakan damai pun digaungkan Gus Leman. Ia menilai diskusi terbuka boleh saja, tapi jangan dijadikan tontonan provokatif harian. “Edis pulang saja ke Indonesia. Silakan kalau mau debat terbuka, tapi ya cukup setahun sekali. Kalau tiap hari bahas Islam dan Al-Qur’an, ya kuping siapa yang nggak panas?” katanya geram.
Di akhir pernyataannya, Gus Leman menegaskan bahwa ia akan terus menjadikan Islam sebagai pegangan hidupnya. Bahkan, ia berencana membangun pondok pesantren kecil sebagai upaya nyata dalam membina umat, dan berharap Presiden Prabowo turut mendukung inisiatif tersebut.
“Insya Allah, saya akan minta bantuan Presiden untuk bangun ponpes kecil. Mari kita hidup damai, peduli kepada umat, dan jangan biarkan perbedaan dijadikan bahan adu domba,” tutupnya.
Isu ini kian menjadi sorotan publik, mengingat potensi gesekan sosial yang bisa terjadi jika tidak segera direspons dengan bijak. Apakah langkah Gus Leman akan menjadi awal dari penyelesaian, atau justru membuka babak baru perdebatan lintas batas negara? Publik kini menanti jawaban.
(Red/Nang)