KEBUMEN | Cyberpolri.id - Desa Ayah, Kecamatan Ayah,Kabupaten Kebumen, berdiri sebuah peninggalan kuno yang masih menyimpan misteri yaitu Batu Kalbut.
Minggu (14/9/2025)
Lokasinya tidak jauh dari hiruk-pikuk wisata Pantai Logending, hanya beberapa langkah di tepi jalan, namun auranya seakan membawa pengunjung kembali ke masa silam.
Batu Kalbut kerap disebut juga sebagai Lingga Muka atau Batu Pujaan. Di kompleks situs ini, tersisa tiga benda utama dari batu andesit. Yang pertama, berdiri di bagian depan, adalah Lingga – Yoni, simbol klasik kesuburan dalam tradisi Hindu. Dua benda lainnya berupa batu berlubang, yang diduga sebagai peti kubur batu. Uniknya, salah satunya dihiasi ukiran kepala ular naga Jawa, sementara yang lain tampil polos. Di sekitarnya, batuan lempeng berserakan, seolah menjadi fragmen puzzle peradaban yang belum sepenuhnya terungkap.
Ada anggapan bahwa batu-batu kuno ini berasal dari luar Kebumen. Namun, bukti geologi justru menegaskan sebaliknya. Kebumen sendiri adalah bekas gunung api purba dasar laut yang muncul ke permukaan akibat proses subduksi lempeng.
Dari Karangsambung hingga Mélange Ayah, batuan andesit tersebar luas. Bahkan, di Pantai Menganti yang tidak jauh dari situs, sisa-sisa gunung api purba masih jelas terlihat, berpadu dengan jasper, karst, dan fosil-fosil laut kuno. Kebumen memang sebuah “museum alam terbuka” yang menyimpan catatan sejarah bumi sekaligus jejak peradaban manusia.
Ukiran kepala naga di peti batu Kalbut memiliki kemiripan dengan relief pada situs Lingga – Yoni Sumberadi.
Bedanya, Sumberadi menggunakan batu keras tua dari Karangsambung, sementara Kalbut memanfaatkan andesit dari Mélange Menganti – Ayah. Perbedaan material ini menjadi petunjuk menarik tentang ragam lokalitas budaya di Kebumen kuno.
Hingga hari ini, Batu Kalbut bukan sekadar benda purbakala. Bagi masyarakat sekitar, ia masih hidup menjadi bagian dari tradisi, naluri spiritual, dan ritual keagamaan lokal.
Batu-batu itu tidak hanya diam membisu, melainkan terus berbisik tentang keterhubungan manusia dengan alam, sejarah, dan leluhur mereka.
(Nang)