Cyberpolri.id-SURAKARTA:Pareanom kawula pundhi,
Mugi luhur, luhur, luhur".
Dalam usia yang masih belia, beliau merasakan pahitnya ditinggal Ayahanda untuk selamanya, Surakarta Provinsi Jawa tengah,Kamis (20/03/2025)
dalam usia remaja merasakan getirnya hidup di luar istana.
Pangeran Jawa yang menolak perjanjian Giyanti karena beranggapan bahwa ia bukan solusi tapi justru memecah belah nagari, Pangeran Jawa yang selalu menebar ketakutan di hati kaum koloni.
Bagaimana tidak, di Alas Sitokepyak kepala Van der Pol ditebas, Pagelaran Kesultanan dan benteng Vredeburg Jogja pun pernah dibakar panas, Nicholas Hartingh pun dirundung cemas.
Dengan slogan tijitibeh tidak ada yang bisa menghentikan Sambernyawa, kecuali surat dari Sinuhun Pakubuwana III yang melunakkan hatinya.
"Mboten wonten malih ingkang prayogi momong sarira kula kajawi panjenenganipun, Kangmas".
17 Maret 1757, Sang menantu kesayangan Kyai Kasan Nuriman ini kembali pulang ke Surakarta memenuhi permintaan Sang Adik, Pakubuwana III untuk bertahta sebagai Pangeran Miji dengan memakai gelar yang mengambil dari nama ayahandanya Arya Mangkunegara, sebagai Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.
268th adeging Kadipaten Mangkunegaran Surakarta.(Red)