10 Tahun Perjalanan Kirab Bedhol Pusaka dan Festival Seni Budaya Reog grebeg Suro

PONOROGO | Cyberpolri.id - Berawal dari Sarasehan Pinisepuh Mbah H. Tobron tentang rencana mendirikan Pakasa ( Paguyuban Kawula Kraton Surakarta Cab. Ponorogo ) 

Pada waktu itu yang ikut dalam sarasehan Mas Gaguk, Mas Gendut, Mbah Prayit,Sunarso yang intinya  kami meminta wejangan, arahan dan restunya Beliau. Pada waktu itu tanggal 31 Juli 2016, masih dalam ingatan samoai beliau meminta istrinya untuk merobek kalender karena besuk sudah ganti bulan Agustus 2016.

Dalam sarasehan Beliau menceritakan pengalaman pada saat Bupati  Subarkah Putra Hadiwiryo melaksanakan Study Banding ke Bali untuk melihat Perayaan Galungan dan Kuningan di Bali. Bersama beberapa Tokoh Sepuh Ponorogo. Hasil Study Banding ke Bali ini diharapkan oleh Bupati waktu itu, ada yang bisa dibawa pulang untuk bisa mengisi kegiatan malam 1 Syuro yang ada di Ponorogo. Dimana kebiasaan Masyarakat Ponorogo pada Malam 1 Syuro adalah tirakatan dengan berjalan kaki keliling Kota Ponorogo sampai di pagi hari. 

Dari Hasil ini muncullah ide gagasan yang dalam bahasa Khas Mbah Tobron di Ento Ento ( diada ada ) pada sore hari malam 1 Suro diadakan Kirab Boyong Pusaka gambaran sebagai Boyong Projo dari Pendapa makam Eyang Batara Katong ( Kota Lama ) menujubPaseban Aloon - Aloon Ponorogo. Lebih Melengkapi malam diadakan Lomba Reyog di halaman SMPN 1 Ponorogo dan Pentas Ketoprak Dahono Wengker di Pendapa Kecamatan Ponorogo. 

Kembali Ke cerita awal rencana berdirinya Pakasa Gebang Tinatar. Mbah Tobron bercerita tentang Partisipasi Para Warok Ponorogo disaat Jumengan Sinuwun PB 13 di Kraton Kasunanan pada Tahun 2004, sebelum akhirnya memberi arahan, petunjuk dan restu untuk mendirikan Pakasa, dengan catatan harus bisa membuat kegiatan yang belum pernah ada yang bisa menjadi Sejarah Baru bagi Ponorogo. 

Tepatnya pada Tanggal 2 Agustud 2016 atau 27 Syawal, saya bersama Mas Gaguk  Mbah Prayit dan beberapa teman yang lainya diskusi pesan Mbah H.Tobron untuk membuat kegiatan yang bisa menjadi baru dan menjadi ikon tambahan di Even Grebeg Suro. Dan ini merupakan sebuah PR besar bagi kami untuk mewujudkannya. 

Langkah awal kami waktu itu membuat analisa semua rangkaian Grebeg Suro yang sudah ada dari berjalan rutin tiap tahun. Kita mengamati dengan mencari data dari foto dan Video di media sosial juga menghubungi beberapa teman pelaku rangkaian kegiatan Grebeg Suro untuk menggali data data yang kita butuhkan. 

Setelah kami mengumpulkan  informasi muncul garis besar ide kegiatan yang harus dilakukan, yaitu :  Ide harus baru, Bisa diikuti orang banyak, Tidak boleh mengambil kegiatan komunitas / paguyuban orang lain.

Dari rangkaian Grebeg Suro ini kita menenukan fakta yang menarik dan unik dan ini menjadi bahan diskusi kita yaitu  Proses Bedhol Pusaka  yang waktu itu kita anggap unik karena dilakukan dengan menaikan di mobil Bak terbuka dari Pringgitan menuju Makam Eyang Batara Katong.Minggu (22/6/2025)

Inilah yang menjadi ide kita untuk menjadikan proses Bedhol Pusaka lebih menarik dan terasa lebih sakral, yang lebih paling penting bisa menjadi ikon baru dalam rangkaian Grebeg Suro adalah membuat kirab Bedhol Pusaka di malam hari sebelum sebelum kirab Pusaka dian lintasan Sejarah.

Perlu di garis bawahi bahwa ide Kirab Bedhol Pusaka ini hanya mengganti mobil bak terbuka yang biasa membawa Pusaka dari Pringgitan ke Makam Eyang Batara Katong dengan kita berjalan kaki.

Selebihnya semua proses tetap menjadi tanggung jawab Pinisepuh yang bertugas saat itu  dari YPS ( Yayasan Parapsikologi Semesta ) yang diketuai oleh Alm.Dodik Suryadi. 

Setelah kita memiliki bekal awal sebagai kegiatan kami memilik tekad dan memberanikan diri untuk meresmikan berdirinya Pakasa Gebang Tinatar pada tanggal 13 Agustus 2016 di Pendopo Agung  Kab. Ponorogo, Dan dilantik oleh Pangarsa Punjer Pakasa KPH. Dr. Wirabumi, SH, MH bersama Ketua Lembaga Dewan Adat ( LDA) Kraton Surakarta  GKR. Dra. Wandansari, S. Pd. M.Pd atau yang biasa disapa Gusti Mung. 

Beberapa hari setelah Pakasa Gebang Tinatar berdiri, kami anjangsana sowan ke para Pinisepuh dan Tokoh Sepuh Ponorogo untuk membahas kirab Bedhal Pusaka yang aka akan kita tawarkan ke Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Patiwisa dan Kebudayaan, diantaranya sowan Mbah Sunardi selaku Juru kunci Eyang Batara Katong, Kasepuhan Mbah Joko Kosnun, Mbah H. Tobron, Mbah Dalang Yatno, Para Pinisepuh Tosan Aji dan juga Alm. Dodik Suryadi selaku ketua Yayasan Parapsikologi Semesta ( YPS ) selaku pengemban tugas Prosesi Bedhol Pusaka. 

Banyak saran, masukan dan arahan dari Para Tokoh untuk kita jadikan bahan kami  Pengurus Pakasa untuk menghadap Sapto Jadmiko sekaligus paparan dan ijin untuk melaksanakan Kirab Bedhol Pusaka. Kami tekankan pada Beliau bahwa kegiatan ini hanya menggantikan mobil bak terbuka yang biasa membawa Pusaka. 

Setelah terjadi kesepakan dengan beberapa pihak Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mengajak untuk menghadap 

Bupati Ponorogo H. Ipong Muchlisoni untuk memberikan paparan dan rencana kirab Bedhol Pusaka dan disetujui untuk dilaksanakan walaupun masih ada keraguan berapa orang yang mau ikut kirab malam hari. Namun kita dapat menyakinkan bahwa kirab ini akan diikuti banyak komunitas dan anggota Pakasa itu sendiri

Dalam Perjalan kirab Bedhol Pusaka ini pada Tajun 2018 kami mendapatkan kehormatan dan tanggung jawab sepenuhnya untuk menjalankan sepenuhnya kirab Bedhol Pusaka dan Kirab Pusaka Lintasan Sejarah sampai proses Jamasan Pusaka. Dikarenakan menurunnya kesehatan  Dodik Suryadi, sepenuhnya kegiatan dilimpahkan kepada kami  untuk mengambil tanggung jawab tersebut dari Yayasan Parapsikologi Semesta ( YPS ) kepada Pakasa Gebang Tinatar.  Perwakilan waktu itu dari  Yayasan Parapsikologi Semesta waktu itu Alm. Cuk Sujarwo dan Bapak Sahid menyerahkan tanggung jawab kepada Pakasa Gebang Tinatar  yang diwakili Saya dan Mbah Sunardi Juru kunci Eyang Batara Katong disaksikan oleh ; Camat Kota  Siswanto, Syaiful dari Dinas Pariwisata dan kebudayaan, Witoyo Nindio Triyono dari Kec. Jenangan, Bu Lurah Setono dan Perangkatnya juga Perwakilan dari Dinas Pendidikan. 

Tangal 25 Juni 2025 yang akan datang memasuki Kira  Bedhol Pusaka yang Ke 10, banyak sekali suka duka yang kami jalankan selama ini. Tapi kami bangga ide yanv kami  berikan bisa memberi warna tersendiri dalam rangkaian Kirab Bedhol Pusaka pada Perayaan Grebeg Suro Kabupaten Ponorogo.

Banyak Komunitas, Organisasi, Paguyuban baik dalam dan luar Ponorogo yang sudah terlibat  dalam perjalanan iini. Setiap pelaksanan tidak kurang dari 1500 sampai 2000 Orang yang ikut berjalan mengiringi Kirab Bedhol Pusaka, dan Penonton yang tidak bisa dihitung sepanjang jalan, dengan antusias luar biasa menunggu sampai selesai3 prosesi jam 03.00 wib dini hari. 

Selain itu tentu juga memberikan dampak ekonomi yang luar biasa karena dengan kegiatan ini banyak lapak lapak pedagang kaki lima yang ikut dampak positif dalam prosssi Kirab Bedhol Pusaka ini. 


Demikan tulisan singkat ini saya buat mudah mudahan bisa memberi manfaat pengetahuan terhadap salah satu Rangkaian Grebeg Suro yang selama ini menjadi Ikon Pariwisata Kabupaten Ponorogo. Dari cerita singkat ini mungkin bisa menjawab kenapa dulu tidak ada kirab Bedhol Pusaka sekarang menjadi ada. 

Ahkir kata kami mengucapkan banyak Terima kasih tak terhingga kepada Para Pihak yang membantu Perjalan Kirab Bedhol Pusaka ini yang tidak bisa kami sebutkan sagu persatu baik dati Kabupaten Ponorogo maupun dari luar Ponorogo seperti ; Kraton Sutakarta Hadiningrat, Kab. Sukoharjo, Kab. Karanganyar, Kab. Madiun, Magetan, Pacitan, Trenggalek, Kediri, Malang, Ngawi, Nganjuk, Surabaya, Gresik, Sragen, Klaten, Wonogiri, Boyolali, Jepara, Kudus, Kebumen, Metro Lampung, Palembang,  Muara Enim dan masih banyak Paguyuban, Komunitas, Tokoh Masyarakat,  yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu. 


Terima kasih

KRT. Suro Agul Agul. 

(Nang)

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama
SPONSOR