Lay Tin Yung, Sosok yang Jahit Bendera Merah Putih Pertama

SUKABUMI | Cyberpolri.id - Dalam derasnya arus perjuangan kemerdekaan Indonesia, nama-nama besar kerap mengisi lembar demi lembar buku sejarah. 

Namun, di antara sosok-sosok itu, ada satu nama yang mungkin luput dari perhatian, tapi jasanya begitu berarti: Lay Tin Yung, atau lebih dikenal sebagai Si Godeg.Senin (30/6/2025)

Ia bukan tokoh dari kalangan militer atau birokrat. Ia adalah seorang perantau asal Moyan, Canton (Tiongkok) yang merantau ke Hindia Belanda pada tahun 1915 dan menetap di Sukabumi. 

Namun di balik sosoknya yang sederhana, Lay Tin Yung menyimpan semangat juang luar biasa. Ia adalah orang yang menjahit dan menyumbangkan bendera Merah Putih pertama yang dikibarkan di Kota Sukabumi pasca kemerdekaan.

Pada 21 Agustus 1945, sehari setelah pengambilalihan Gedung Juang Sukabumi, Lay Tin Yung menyerahkan gulungan kain merah dan putih. Kain itu dijahit dan dikibarkan di Alun-alun Kota Sukabumi dan Masjid Agung oleh pejuang bernama Iskandar. 

Aksi ini memicu euforia kemerdekaan, disambut pekikan "Merdeka!" dari warga yang memadati alun-alun.

Namun perjuangan tak berhenti di situ. Saat agresi militer Belanda kembali menyerang pada Juli 1947, Lay Tin Yung ikut mundur ke Nyalindung, menyelamatkan bendera-bendera sakral tersebut. Bersama Oting Afghani, ia bahkan sempat hijrah ke Yogyakarta mengikuti pasukan gerilyawan.

Sayangnya, sekembalinya ke Sukabumi, jejak bendera Merah Putih itu hilang. Konon, pernah disimpan di rumah H. Oting dan di rumah Lay sendiri di Jalan Baros (Otista), namun hingga kini keberadaannya tidak diketahui.

Lebih dari sekadar penjahit bendera, Lay Tin Yung adalah simbol multikulturalisme dalam perjuangan kemerdekaan. Ia membuka toko hasil bumi di perempatan Baros-Nanggelenge, yang kini dikenal sebagai Perempatan Si Godeg. Ia dikenal sebagai warga Tionghoa dermawan yang membantu logistik para pejuang dan ikut mengangkat senjata melawan Belanda. Bahkan, ia bergabung dengan Kesatuan Yon VII pimpinan Kabul Sirad dalam pertempuran gerilya.

Julukan “Si Godeg” yang melekat padanya berasal dari tokoh pendekar silat  Tiongkok populer masa itu sebuah penghormatan pada keberaniannya yang tak kenal takut. Ia bukan hanya pedagang, tapi pejuang sejati, dan tokoh rakyat yang membawa nilai kebangsaan melampaui sekat etnis.

Setelah penyerahan kedaulatan, Lay Tin Yung kembali ke Sukabumi sebagai rakyat biasa. Namun perjuangannya tetap dikenang. Namanya hidup dalam sejarah, abadi dalam simpang jalan dan kenangan warga Sukabumi, sebagai penjahit dan penjaga kehormatan Merah Putih.


(Nang)

SPONSOR
Lebih baru Lebih lama