SURABAYA | Cyberpolri.id - Adagium ini memang agak jarang digaungkan era Milinium padahal maknanya cukup mendalam dalam membentuk kualitas kepribadian manusia .
Bahkan menurut keluarga wong timur adalah dalam hidup bernegara untuk kesadaran Karakter etis moral selain sekolah formal dan idiologi. Senin (30/6/2025)
Thomas Lickona dalam bukunya “Educating for Character” (1991) lewat proses belajar mengajar yang baik dan humanis dan nilai-nilai moral adalah dasar pembentukan karakter orang tidak cukup hanya mengetahui nilai, tetapi lebih menyadari kehadiran dalam diri dan lingkungan sosial sekitarnya.
Pada jaman teknologi digital mengidentifikasi sejumlah modal dasar itu, antara lain kecerdasan emosional, kesadaran etis, kerjasama, pengelolaan waktu, sikap adaptif, kecerdasan budaya, kreativitas dan kemauan belajar baik terus, serta berpikir kritis, sebagai modal utama dalam menyiapkan masa depan yang baik sebagaimana dipaparkannya dalam bukunya “Future Skills” (2022)
Poin utamanya adalah jangan sampai salah meletakkan pondasi bagi seseorang sejak awal. Selain ilmu pengetahuan, karakter etis adalah modal yang paling utama bagi hidup seseorang.
Karena itu sikap-sikap positif haruslah ditanamkan sejak awal bagi anak melalui keluarga, sekolah dan lingkungan sosial, yakni menghargai orang lain, bersikap adil, sikap toleran, menerima perbedaan, sikap bijak dalam hidup bermasyarakat
namun maknanya universal.
Ungkapan ini sangat relevan untuk generasi bangsa dan Pemimpin Negara yang berkualitas Menuju Indonesia Emas 2045.
Prinsip etika seperti bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa .kejujuran, keadilan, sikap baik, bertanggung jawab dan lingkungan keluarga, sekolah. lembaga agama dan pemerintah memperhatikan semua dan bersinergi kuat demi terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas.
(Nang)