Ia membangun rumah layak huni. Hingga saat ini, lebih dari 1.000 unit rumah telah berhasil dibangun tanpa syarat bagi mereka yang tinggal di tempat tidak layak huni.
Khairul Umam yang akrab disapa H Her, menekankan bahwa ia tidak meminta persyaratan rumit untuk bantuan ini.
"Kami hanya menerima laporan mengenai rumah tidak layak huni, kemudian kami pantau dan langsung membangunnya," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa bantuan tersebut diberikan secara ikhlas menggunakan dana pribadi.
"Saya bersama ulama ingin membantu masyarakat miskin agar mempunyai rumah yang layak seperti lainnya," tambahnya.
Sejak awal program ini dimulai, H Her telah menggelontorkan dana pribadi untuk pembangunan rumah. Ia menyatakan bahwa lebih dari 1.000 rumah telah dibangun tanpa kesepakatan apapun dengan pemilik rumah.
Proyek ini menjangkau warga miskin di semua kecamatan di Pamekasan. "Yang penting, dana yang kami sumbangkan kepada warga miskin adalah uang halal," tegasnya.
Pembangunan rumah ini dipercayakan kepada Bawang Mas Centre (BMC), yang merupakan mitra H Her sejak tahun 2020, sehingga proses bantuan dapat lebih teratur di setiap kecamatan.
Kamis (17/7/2025)
Rencananya, bantuan ini akan meluas ke seluruh Madura, tidak hanya terbatas di Pamekasan. Warga miskin yang belum terdata oleh pemerintah juga akan mendapatkan bantuan. "Biasanya kami memberikan sumbangan setiap rumah sebesar Rp 42 juta lebih," ujarnya.
H Her menambahkan bahwa bantuan ini tidak pandang bulu. "Semua masyarakat berhak mendapatkan bantuan yang sama. Jika ada yang belum memiliki rumah layak huni, silakan komunikasikan. Melalui BMC, kami akan melakukan pendataan," ujarnya.
Tahun ini, H Her menargetkan membangun rumah bagi warga miskin setiap minggu. Sebelumnya, rata-rata lebih dari satu unit rumah dibangun dalam seminggu. "Bantuan ini kami berikan secara ikhlas. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan rezeki yang barokah," harapnya.
Salah satu penerima bantuan, Timah (42) dari Dusun Konang Daja, Desa Konang, Kecamatan Galis, mengaku tidak menyangka bisa mendapatkan bantuan rumah. "Alhamdulillah, kami menyampaikan terima kasih bisa mendapatkan bantuan rumah.
Akhirnya kami bisa memiliki rumah yang nyaman saat hujan," katanya. Timah yang sehari-hari bekerja sebagai petani bersama keluarganya mengungkapkan, hasil pertaniannya hanya cukup untuk biaya pendidikan empat anaknya yang masih bersekolah.
(Nang)