SEMARANG | Cyberpolri.id - 26 Agustus 2025,Ancaman narkoba di Jawa Tengah masih menjadi persoalan serius. Data prevalensi penyalahgunaan narkoba tahun 2024 menunjukkan angka 1,3 persen atau sekitar 195 ribu jiwa. Kota Semarang menempati peringkat tertinggi dalam pengungkapan kasus, sementara sejumlah wilayah lain masuk kategori rawan dan waspada. Situasi ini diperparah dengan munculnya narkotika jenis baru, pola distribusi yang kian canggih melalui media sosial, dark web, hingga transaksi berbasis cryptocurrency.
Dalam rangka memperkuat sinergi multipihak, Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Tengah menyelenggarakan Forum Komunikasi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahap II dengan tema “Strategi Penanganan Narkoba Secara Komprehensif di Wilayah Jawa Tengah”. Kegiatan yang digelar di Aula Baradaksa, BNNP Jawa Tengah ini menghadirkan 80 peserta dari 31 instansi terkait, termasuk unsur TNI, Polri, BIN, Bea Cukai, pemerintah daerah, serta organisasi masyarakat.
Kepala BNNP Jawa Tengah, Brigjen Pol. Dr. H. Agus Rohmat, S.I.K., S.H., M.Hum., dalam sambutannya menegaskan bahwa persoalan narkoba di Jawa Tengah bukan hanya masalah hukum, tetapi juga masalah kemanusiaan. Belum lagi Jawa Tengah saat ini masih menjadi wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap peredaran gelap narkoba.
“Untuk itu BNN mengakselerasi program Akselerasi ASTA yang menekankan tiga hal pokok: pertama, narkoba adalah kejahatan kemanusiaan yang merusak masa depan bangsa; kedua, penegakan hukum harus tegas dengan strategi memiskinkan sindikat narkoba hingga ke akar-akarnya; ketiga, kami tetap mengedepankan pendekatan humanis dengan memberikan layanan rehabilitasi bagi para penyalahguna. Semua ini tidak akan berjalan tanpa sinergi, karena perang melawan narkoba adalah perang bersama, bukan hanya tugas BNN,” tegasnya.
Senada dengan itu, Kapolda Jawa Tengah yang diwakili Dirresnarkoba, Kombes Pol. Muhammad Anwar Nasir, S.I.K., M.H., menyoroti tren penyalahgunaan narkoba di kalangan usia produktif dengan hasil analisis menunjukkan penyalahgunaan narkoba di Jawa Tengah banyak didominasi kelompok usia 30–39 tahun, yaitu usia dengan kematangan finansial dan tingkat mobilitas tinggi, bahkan saat ini juga cenderung menyasar kalangan generasi muda.
“Fenomena ini memperlihatkan bahwa narkoba bukan lagi persoalan pinggiran, tetapi sudah merasuk ke sendi-sendi kehidupan produktif masyarakat. Banyak penghuni lapas yang terjerat tindak pidana narkoba bukan hanya sebagai pengguna, tetapi juga kurir. Karena itu, penting bagi aparat penegak hukum dan pemerintah daerah untuk tidak hanya mengedepankan pemidanaan, melainkan juga rehabilitasi sebagai solusi jangka panjang. Polda Jawa Tengah akan terus memperkuat kolaborasi dengan BNNP, kejaksaan, dan seluruh pemangku kepentingan,” jelasnya.
Sementara itu, Perwakilan Kabinda Jawa Tengah, Kolonel Anam Anang, menekankan pentingnya memperkuat jaringan intelijen berbasis partisipasi masyarakat, karena dalam menghadapi ancaman narkoba, peran informasi dari masyarakat sangat vital.
“Sayangnya, masih banyak warga yang enggan melapor karena takut atau tidak tahu salurannya. Oleh sebab itu, inovasi BNNP seperti Mobil Podcast yang membuka ruang komunikasi publik sangat tepat, karena mendekatkan masyarakat dengan aparat. BIN siap mendukung penuh BNN melalui jalur intelijen, terutama dalam mengantisipasi peredaran narkoba berbasis digital. Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk lebih berani melapor, karena informasi sekecil apa pun bisa menyelamatkan generasi bangsa,” ungkapnya.
Forum ini menghasilkan sejumlah kesepakatan strategis, antara lain percepatan pembentukan regulasi daerah P4GN di kabupaten/kota, penguatan Desa/Kelurahan dan Sekolah/Kampus Bersinar, optimalisasi skrining dini di sekolah, hingga pengawasan terhadap cairan vape dan pintu masuk narkoba melalui bandara serta pelabuhan. Kegiatan berjalan lancar dengan komitmen bersama untuk memperkuat konsistensi penegakan hukum, memperluas layanan rehabilitasi, dan meningkatkan peran serta masyarakat.
Sebagai penutup, Kepala BNNP Jawa Tengah menyampaikan ajakan agar menyatukan langkah, kuatkan kolaborasi, dan jangan pernah ragu untuk menolak, melapor, dan merehabilitasi. Jawa Tengah Bersinar hanya bisa terwujud bila semua pihak bergerak bersama. Selamatkan generasi muda, selamatkan masa depan bangsa dari ancaman narkoba.
Khnza Haryati