KEDIRI | Cyberpolri.id - Prabu Sri Aji Jayabaya adalah raja ketiga dari Kerajaan Panjalu atau Kediri, yang memerintah dari tahun 1135 hingga 1159 Masehi.
Dia adalah putra dari Prabu Kameswara dan cucu dari Prabu Sri Jayawarsa, pendiri Kerajaan Panjalu, serta cicit dari Prabu Airlangga, raja tunggal Medang Kahuripan pada abad ke-10 M. Prabu Jayabaya dikenal dengan gelar lengkapnya:
"Prabhu Shri Maharaja Srhri Warmmeswara Madhusudana Wataranindita Parakrama Digdayo Ttunggadewanama Adji Djayabhaya Lancana"
Kamis (11/9/2025)
Selama masa pemerintahannya, Jayabaya terkenal sebagai raja yang bijaksana dan berhasil membangun banyak infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bendungan, yang meningkatkan kemakmuran rakyatnya. Ia juga dikenal karena ramalannya yang dianggap tepat mengenai masa depan Tanah Jawa.
Permaisuri Prabu Jayabaya adalah Dewi Sara. Mereka memiliki empat anak:
1. Jaya Hamijaya
2. Dewi Pramesti
3. Dewi Pramuni
4. Dewi Sasanti
Jaya Hamijaya menjadi nenek moyang raja-raja di Tanah Jawa, termasuk Majapahit dan Mataram Islam.
Sementara Dewi Pramesti menikah dengan Astradarma, raja Yawastina, dan melahirkan Anglingdarma, raja Malawapati.
Prabu Jayabaya mengundurkan diri dari takhta pada usia tua dan dikisahkan moksha di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Tempat petilasannya dianggap keramat dan masih sering dikunjungi hingga kini.
Lokasi-lokasi penting terkait moksha Prabu Jayabaya meliputi:
1. Titik pamoksan atau tempat semedi hingga moksa (Loka Moksa)
2. Tempat melukar busana (Loka Busana)
3. Lokasi menanggalkan mahkota (Loka Makuta)
4. Sendang Tirta Kamandanu, sekitar 500 meter dari pusara pamoksan
Sanggar Pamoksan Sri Aji Jayabaya terletak di Desa Pamenang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Indonesia.
(Nang)